Nama :Nur Badriyah
Npm :13141010
Prodi :PGSD
PGSD IKIP PGRI MADIUN
Pendidikan tengah diuji untuk memberikan jawaban yang
menyulitkan, yakni antara melegitimasi atau melanggengkan sistem dan struktur
sosial yang ada,atau harus berperan kritis dalam melakukan perubahan sosial dan
transformasi menuju dunia yang lebih baik.Sekolah dan kampus
tidak akan memberi arti banyak bagi
pertumbuhan mental individu dan sosial anak-anak. Secara individual mereka
digiring untuk berpikir konvergen dan sangat jarang dituntun untuk berpikir
secara divergen. Akibatnya pendidikan sangat minim dengan praktik mengapresiasi
kondisi sosial karena di sekolah dan kampus anak-anak kita secara sengaja dan
menyengaja diasingkan dengan persoalan keseharian yang ada di sekitar mereka.
Akibatnya, muncul perlawanan diam-diam dalam bentuk yang
asosial,kerumunan,tawuran, demonstrasi anarkistis, dan bentuk-bentuk kekerasan
sejenis yang tidak mereka dapati dan pelajari di sekolah dan kampus.Pendidikan
kita memerlukan tatanan baru yang proses belajarnya lebih memanusiakan
manusia.Bukan lagi membuat sebanyak mungkin klasifikasi subjek-objek,
bodoh-pintar, cerdas-idiot.Apabila proses belajar-mengajar hanya berorientasi
kognitif, tidaklah mengherankan jika para siswa kurang memiliki kemampuan untuk
menyerap sikap-sikap yang lebih toleran, antikekerasan, antinarkoba, dan
antipornografi. Akhirnya yang muncul malah semakin banyak kasus-kasus negatif
yang melibatkan anak didik, yang pada akhirnya membuat masyarakat berkesimpulan
bahwa sekolah dan kampus telah gagal dalam mengambil peran sosial mereka.
Dengan melihat kasus-kasus negatif yang terjadi pada
siswa dan mahasiswa,para siswa dan mahasiswa serta guru diharapkan dapat dengan
mudah mendesain pembelajaran secara kreatif dan sesuai dengan perkembangan isu
kontemporer yang menghinggapi kehidupan anak didik kita.Dan dengan banyak
wawasan juga diharapkan akan membawa makna baru tentang pendidikan kita yang
telah direduksi dan didistorsi menjadi hanya semata-mata ‘pengajaran’ yang
memiliki keterbatasan dimensi sehingga menghambat tumbuhnya kesadaran
pluralisme(perbedaan antar siswa )di ruang-ruang belajar sekolah.Gagasan
tentang sekolah dan kampus yang membebaskan anak didik dari keterasingan
realitas sosial mereka harus terus dikumandangkan.
Dalam
proses pembelajaran guru dan dosen harus lebuh banyak memperhatikan aspek kesadaran
siswa mereka yang terpusat pada aspek afektif dan pskimotorik.Pengajar dan
pelajar adalah subjek sadar,sementara realitas dunia adalah objek yang harus
disadari.Hampir semua bahan ajar yang diajarkan diruang-ruang kelas terasa jauh
dari realitas dunia mereka.Pengulangan demi pengulangan sering kali terjadi sehingga guru menjadi
mati rasa karena tidak memiliki kemampuan membaca pesan realitas sosial dalam
subjek yang meraka ajarkan.
Sistem
pendidikan yang mapan dimanapun itu selalu menggunakan banking concept of
education,yang titik egonya adalah siswa dan mahasiswa diberikan ilmu
pengetahuan agar kelak mendatangkan hasil yang berlipat ganda.Siswa dan
mahasiswa adalah objek investasi dan sumber deposito potensial para guru dan
birokrat yang harus terus-menerus dieksploitasi laksana komoditas
ekonomi.Dengan pendekatan itulah sekolah dan kampus dibangun sehingga daftar
antarorganisme pendidikan gaya bank ini terus berkembang dan berlanjut,seperti
guru mengajar murid belajar,guru tahu segala murid itu apa-apa dan guru mengatur
murid,murid diatur.Dengan begitu pendidikan akan semakin maju dan berjalan
dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar